...
Etika Memecat Karyawan, Tidak Boleh Sembarangan

Etika Memecat Karyawan, Tidak Boleh Sembarangan

Etika Memecat Karyawan, Tidak Boleh Sembarangan – Memberhentikan kerja suatu pihak adalah sebuah hal yang selalu membuat stress dan menghadirkan tekanan, bukan hanya untuk pihak yang diberhentikan saja, namun orang yang memberhentikan pihak tersebut juga mendapatkan tekanan yang sama. Setiap manajer atau bos pasti akan berusaha untuk memberikan kesempatan lebih kepada karyawannya. Namun, jika tidak ada perkembangan, mungkin pemberhentian kerja menjadi suatu jawaban yang tepat, apalagi saat karyawan tersebut melakukan kesalahan yang fatal.

Etika Memecat Karyawan

Tidak perlu ragu untuk melakukan tindakan tegas kepada karyawan yang melakukan kesalahan yang berisiko mengakibatkan perusahaan hancur. Akan tetapi Anda perlu mengetahui etika memecat karyawan. Karena bagaimana pun juga memberhentikan kerja suatu pihak adalah sebuah tugas dan tanggung jawab yang berat.

Maka dari itu, berikut beberapa etika dalam memecat karyawan yang perlu Anda perhatikan.

  1. Berikan Peringatan Terlebih Dahulu

Etika memecat karyawan yang pertama ialah memberikan peringatan terlebih dahulu. Melakukan pemecatan secara tiba-tiba tanpa adanya peringatan pada karyawan, tentu akan membuat mereka marah dan merasa tidak dihargai. Beda halnya jika karyawan telah melakukan kesalahan fatal yang sudah tidak bisa ditoleransi yang mungkin lebih baik diberhentikan secepatnya. Sehingga usahakan untuk memberikan peringatan dengan jelas dan mudah dipahami sebelumnya.

Peringatan dini akan memberikan sebuah efek yang cukup baik, dengan begitu karyawan pun memperbaiki dan meningkatkan kinerja mereka. Berikan bantuan apapun yang diperlukan untuk mendorong dan mendukung karyawan tersebut. Buatlah dokumentasi setiap langkah dalam proses peningkatan sehingga karyawan memiliki catatan tentang apa yang terjadi setiap langkahnya.

  1. Lakukan Secara Langsung

Bagaimana cara perusahaan melakukan pemecatan kepada seorang karyawan merupakan hal yang sangat penting. Secanggih apapun teknologi jaman sekarang, usahakan untuk tidak pernah memecat karyawan dengan metode elektronik seperti voice mail, e-mail, WhatsApp, bahkan telepon. Hal ini dikarenakan cara memecat seorang karyawan merupakan hal yang sangat penting.

Etika memecat karyawan yang baik adalah dengan bertemu tatap muka secara langsung dengan memberikan surat pemberhentian kerja yang formal dengan cara yang formal juga. Ketika Anda memecat seorang karyawan, tunjukkan rasa kesopanan dan simpati. Mereka berhak atas pertemuan tatap muka saat pemecatan. Penting untuk Anda ingat bahwa karyawan perusahaan yang lain memiliki kenangan panjang akan perusahaan, sehingga mereka pun akan merasa dihargai sebagai seorang manusia.

  1. Buat Menjadi Rahasia

Etika memecat karyawan selanjutnya adalah membuatnya menjadi rahasia. Usahakan rencana pemecatan terhadap seorang karyawan menjadi rahasia yang hanya diketahui oleh atasan, HRD, atau pihak management. Jangan biarkan informasi tersebut menyebar dan menjadi gossip atau rumor di lingkungan kerja yang kemudian terdengar oleh karyawan yang bersangkutan. Sebab hal tersebut akan menyakiti hatinya.

Sebagai atasan, Anda tentu perlu mengetahui dan juga mempertimbangkan dampak psikologis yang diterima karyawan tersebut dengan memberikan informasi langsung padanya, tanpa harus diketahui karyawan lain. Selain itu, Anda juga perlu berhati-hati dengan media sosial yang terkadang bersifat lebih cepat dalam memberikan informasi meskipun hal tersebut masih diwacanakan. Memecat atau memberhatikan orang dengan penuh etika merupakan hal yang sangat penting, karena akan membuktikan bahwa Anda adalah pimpinan yang santun dan tahu etika.

  1. Pergunakan Kata yang Tepat, Tidak Bertele-tele!

Perusahaan seringkali bingung tentang bagaimana cara menyampaikan tujuan pertemuan pemutusan hubungan kerja tanpa menyakiti karyawan yang akan dipecat.

Jika Anda memecat karyawan tanpa adanya persiapan mengenai apa yang harus disampaikan nantinya, tentu hal yang terjadi adalah penyampaian maksud akan menjadi bertele-tele. Tentu saja karyawan yang akan dipecat merasa bingung tentang apa yang sedang dibicarakan karena berbelit-belit. Pilihlah kata yang sesederhana mungkin dan berikan penjelasan alasan pemecatan karyawan tersebut dengan kata yang lugas dan tepat.

Seperti contoh, “Kami mohon maaf, tetapi kami terpaksa tidak dapat mempekerjakan kamu kembali,” atau “Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan manajemen, kami melihat bahwa performa kamu sangat memburuk, sehingga kami memutuskan bulan ini adalah bulan terakhir kamu bekerja.”

Usahakan untuk tidak menyudutkan dan menyalahkan karyawan, hal ini dikarenakan akan membuka peluang terjadinya debat ketika karyawan tersebut mungkin tidak menerima alasan pemecatannya.

  1. Jangan Biarkan Karyawan Meninggalkan Kantor dengan Properti Milik Perusahaan

Jangan biarkan karyawan masih menggunakan fasilitas yang diberikan oleh kantor setelah terjadi pemecatan. Minta karyawan tersebut untuk menyerahkan benda-benda milik perusahaan seperti sandi pintu, lencana, ponsel, tablet, kunci, dan properti milik perusahaan lainnya selama pertemuan pemutusan hubungan kerja.

Ada baiknya untuk langsung dipersilahkan untuk segera meninggalkan ruangan kantor dan tidak diperbolehkan untuk kembali ke meja kantornya. Jika pertemuan pemutusan kerja terasa terlalu emosional, Anda dapat meminta properti milik perusahaan dengan mendatangi meja kerja karyawan atau menemani karyawan saat makan siang atau istirahat. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

  1. Tetap Perlakukan Mereka Secara Baik

Etika memecat karyawan selanjutnya adalah dengan tetap memperlakukan mereka secara baik. Ketika diberhentikan dari pekerjaan, pasti akan membuat siapapun syok dan stress. Seperti yang diketahui, pemecatan sangat erat hubungannya dengan masa depan karyawan dan juga masa depan keluarga mereka. Sehingga sebisa mungkin untuk tetap memperlakukan mereka dengan baik meski alasan pemecatan karyawan tersebut adalah karena masalah perilakunya yang buruk. Jangan terpancing emosi dan hilang kesabaran jika keputusan Anda direspon buruk oleh yang bersangkutan. Hargailah apa yang telah mereka lakukan untuk perusahaan selama ini.

  1. Berikan Kompensasi Sesuatu Aturan

Etika memecat karyawan yang terakhir ialah memberikan kompensasi sesuai aturan. Hal ini penting dan tidak boleh sampai terlewatkan. Karyawan yang dipecat tentu belum memiliki rencana untuk melanjutkan bekerja di tempat lain. Oleh sebab itu, perusahaan wajib memberikan hak kompensasinya berupa pesangon sesuai aturan yang berlaku.

Serta pastikan agar hak-hak mereka sudah terpenuhi sebelum hari terakhir mereka bekerja di perusahaan. Apabila perusahaan belum bisa membayar semua pesangonnya dalam sekali waktu, buatlah perjanjian tertulis kapan perusahaan akan membayar lunas semuanya. Tetapi, usahakan jangka waktunya tidak terlalu lama agar tidak menyulitkan kehidupan mantan karyawan nantinya.

Keluar masuknya karyawan pada perusahaan merupakan indikator kurang baik. Pastikan untuk meningkatkan keloyalan karyawan pada perusahaan agar kinerja perusahaan menjadi lebih efektif dan mengurangi keputusan untuk memecat karyawan. Karena bagaimanapun karyawan merupakan aset berharga sebuah perusahaan.

Pastikan Anda menggunakan IPOS untuk memudahkan urusan operasional bisnis Anda. Pembuatan laporan keuangan, cek stok di gudang, semua bisa IPOS lakukan!

Coba gratis IPOS di sini.

Kata kunci : Aplikasi Toko Ritel dan Grosir, Software Toko dan Grosir, Software Toko Lengkap, Software Toko Murah, Software Kasir, Aplikasi Kasir, Software Toko IPOS, IPOS 5, IPOS 4

 

 

 

Tentang Kami :

Trigonal Software adalah salah satu entitas usaha yang ikut mendukung dan menggalakkan penggunaan produk teknologi informasi ke kalangan pengusaha UKM di Indonesia, berdiri di akhir tahun 2007.

Office :

JL. Kemang Soka Raya, Blok A No. 20, Kemang Pratama 2, Kota Bekasi, Jawa Barat

Jam Operasional :

Senin – Jumat : 09.15 – 17.00 WIB
Sabtu : 09.00 – 12.00 WIB
Ahad/Libur Nasional : Off