Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang yang Wajib Dipahami – Perusahaan dagang memiliki karakteristik pencatatan keuangan yang berbeda dari perusahaan jasa. Aktivitas jual beli barang menjadi fokus utama, sehingga proses akuntansinya pun lebih kompleks karena melibatkan persediaan. Di sinilah pentingnya memahami siklus akuntansi perusahaan dagang secara menyeluruh.
Bagi pelaku usaha, terutama pemilik UMKM, memahami setiap tahapan dalam siklus ini membantu memastikan laporan keuangan lebih akurat dan bisa dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan bisnis. Jika Anda masih merasa bingung, artikel ini akan membahas secara lengkap tahapan dalam siklus akuntansi perusahaan dagang serta bagaimana penerapannya dalam operasional harian.
Table of Contents
Apa itu Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang?
Siklus akuntansi perusahaan dagang adalah serangkaian proses pencatatan dan pelaporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan yang aktivitas utamanya membeli barang untuk dijual kembali. Proses ini dimulai dari pencatatan transaksi hingga penyusunan laporan keuangan akhir. Tidak seperti perusahaan jasa, perusahaan dagang harus memperhatikan akun khusus seperti persediaan barang dagang, harga pokok penjualan (HPP), dan retur pembelian/penjualan.
Meski memiliki struktur serupa, siklus akuntansi perusahaan dagang berbeda dengan perusahaan jasa terutama karena adanya pengelolaan persediaan dan penghitungan HPP. Selain itu, jurnal khusus seperti jurnal pembelian dan jurnal penjualan tidak ditemukan di perusahaan jasa.
Jika Anda ingin membandingkannya secara lebih mendalam, silakan baca juga artikel kami tentang Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa.
Tahapan dalam Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Pemahaman terhadap siklus akuntansi perusahaan dagang sangat penting untuk menjaga keakuratan data keuangan, mencegah kesalahan pencatatan, serta memudahkan evaluasi kinerja usaha. Terutama bagi pemilik usaha skala kecil yang belum menggunakan jasa akuntan profesional, memahami proses ini bisa menjadi fondasi kuat untuk mengelola bisnis secara mandiri dan efisien.
Berikut adalah tahapan umum dalam siklus akuntansi perusahaan dagang :
Pencatatan Transaksi
Pada tahap ini, setiap transaksi keuangan yang terjadi dicatat secara rinci dalam jurnal. Transaksi yang umum di perusahaan dagang meliputi pembelian barang dagang, penjualan tunai maupun kredit, pengeluaran kas, serta penerimaan kas. Pencatatan dilakukan dengan memanfaatkan jurnal khusus seperti jurnal pembelian untuk mencatat pembelian barang dan jurnal penjualan untuk transaksi penjualan. Dengan pencatatan yang rapi dan sistematis, perusahaan dapat memantau arus kas dan stok barang secara lebih efektif.
Penggunaan jurnal khusus ini mempermudah pengelompokan transaksi dan mempercepat proses pencatatan, sehingga kesalahan lebih mudah dihindari. Selain itu, pencatatan yang tepat juga menjadi dasar penting dalam proses pembukuan selanjutnya, seperti penghitungan harga pokok penjualan dan pembuatan laporan keuangan.
Pemindahan ke Buku Besar
Setelah transaksi dicatat di jurnal, langkah selanjutnya adalah memindahkan atau posting data tersebut ke buku besar. Buku besar merupakan kumpulan akun-akun yang mengelompokkan semua transaksi berdasarkan jenisnya, misalnya akun kas, persediaan, utang, dan pendapatan. Proses pemindahan ini bertujuan untuk mengorganisasi informasi keuangan agar mudah diakses dan dianalisis.
Buku besar juga menjadi dasar utama dalam menyusun neraca saldo, karena menunjukkan saldo tiap akun secara lengkap. Ketelitian dalam pemindahan data sangat penting agar saldo yang tercatat di buku besar sesuai dengan data di jurnal, sehingga meminimalkan risiko kesalahan laporan keuangan.
Penyusunan Neraca Saldo
Neraca saldo adalah daftar yang memuat semua saldo akun di buku besar pada periode tertentu. Penyusunan neraca saldo dilakukan untuk memastikan bahwa jumlah debit dan kredit sudah seimbang, sebagai tanda awal bahwa pencatatan transaksi berjalan dengan benar. Jika terdapat ketidakseimbangan, hal ini menandakan kemungkinan adanya kesalahan dalam pencatatan atau pemindahan data.
Neraca saldo ini juga berfungsi sebagai alat pemeriksaan awal sebelum proses penyesuaian dilakukan. Pada perusahaan dagang, neraca saldo membantu mengawasi saldo persediaan dan piutang, yang merupakan komponen penting dalam bisnis jual beli.
Penyusunan Jurnal Penyesuaian
Pada tahap ini, perusahaan melakukan pencatatan tambahan untuk transaksi yang belum dicatat atau memerlukan koreksi. Contohnya adalah penyesuaian persediaan barang dagang yang biasanya dilakukan pada akhir periode dengan cara menghitung fisik barang secara aktual. Selain itu, penyesuaian untuk beban dibayar di muka, penyusutan aset tetap, dan piutang tak tertagih juga dilakukan.
Jurnal penyesuaian ini memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya sesuai prinsip akuntansi yang berlaku. Tanpa penyesuaian, laporan keuangan bisa memberikan gambaran yang menyesatkan, misalnya persediaan yang terlalu tinggi atau beban yang belum tercatat.
Penyusunan Neraca Saldo setelah Penyesuaian
Setelah jurnal penyesuaian dibuat dan dicatat, neraca saldo disusun kembali untuk melihat saldo terbaru setiap akun. Neraca saldo setelah penyesuaian ini sangat penting karena menjadi dasar penyusunan laporan keuangan yang akurat dan valid.
Dengan neraca saldo yang telah disesuaikan, perusahaan dagang dapat memastikan bahwa semua transaksi dan perubahan yang terjadi selama periode akuntansi sudah tercatat dengan benar. Ini membantu dalam menganalisis kondisi keuangan dan membuat keputusan bisnis yang tepat.
Penyusunan Laporan Keuangan
Tahap ini merupakan rangkaian akhir dari siklus akuntansi di mana semua data yang telah dicatat dan disesuaikan diolah menjadi laporan keuangan utama, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca. Perusahaan dagang memiliki laporan laba rugi yang khusus mencantumkan harga pokok penjualan (HPP), yang dihitung berdasarkan nilai persediaan awal, pembelian, dan persediaan akhir.
Laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat komunikasi kepada pemilik usaha, investor, dan pihak terkait lainnya untuk mengetahui kinerja dan posisi keuangan perusahaan. Penyajian laporan yang transparan dan akurat dapat meningkatkan kepercayaan dan membantu strategi pengembangan bisnis.
Penyusunan Jurnal Penutup
Jurnal penutup dibuat untuk menutup akun-akun nominal seperti pendapatan dan beban agar saldo akun tersebut kembali ke nol untuk periode akuntansi berikutnya. Proses ini juga memindahkan saldo laba atau rugi ke akun modal atau laba ditahan.
Tahap ini penting untuk memisahkan antara akun yang berhubungan dengan periode berjalan dan akun yang bersifat permanen. Dengan jurnal penutup, perusahaan dapat memulai siklus akuntansi baru dengan data yang bersih dan rapi.
Penyusunan Neraca Saldo setelah Penutupan
Neraca saldo setelah penutupan menunjukkan saldo akhir akun riil atau permanen yang masih terbuka setelah proses penutupan akun nominal selesai. Neraca ini menjadi dasar pembukuan di periode berikutnya dan memastikan bahwa saldo akun tetap akurat.
Dengan neraca saldo ini, perusahaan dagang bisa memulai pencatatan transaksi baru tanpa risiko saldo lama yang tidak valid memengaruhi data. Ini menandai berakhirnya satu siklus akuntansi dan siap memasuki siklus baru.
Tak bisa dipungkiri, pencatatan manual memakan waktu dan rawan kesalahan. Kini, Anda bisa mempercepat dan menyederhanakan siklus akuntansi perusahaan dagang dengan bantuan aplikasi kasir modern seperti IPOS 5. Mulai dari pencatatan pembelian, pengelolaan stok, hingga laporan keuangan—semua bisa dilakukan secara otomatis dan praktis.
Coba gratis IPOS di sini dan nikmati kemudahan dalam mengelola bisnis dagang Anda