Strategi Marketing FOMO ini Wajib Dicoba! – Konsep fear of missing out atau FOMO sebenarnya sudah dikenal semenjak tahun 2013, akan tetapi takut ketinggalan ini sebenarnya sudah jauh-jauh ada sebelum adanya media sosial. Dalam pengertiannya, FOMO adalah kondisi di mana kita seperti takut melewatkan sebuah acara bersama teman-teman, atau tak menggunakan teknologi atau perangkat yang sama dengan orang-orang di sekitar kita.
Hal ini yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk menyusun strategi marketing FOMO, khususnya untuk menggaet calon customer millennial. Nah, untuk memahamai lebih lanjut baca terus artikel ini!
Table of Contents
Pengertian FOMO
Seperti yang sudah disinggung di awal artikel, istilah FOMO saat ini sering disamakan dengan takut ketinggalan jaman. Salah satu bentuk fear of missing out juga sering diasumsikan dengan kecanduan media sosial di mana sumber ketakutan itu berada.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan perilaku FOMO. Itu semua kembali kepada bagaimana orang menyikapi hal-hal yang terjadi di media sosial. Karena menjadi FOMO itu ternyata memiliki manfaat, lho! Di antaranya anti-gagap teknologi, tahu perkembangan sosial budaya dan lain-lain. Bahkan perilaku ini bisa menjadi keuntungan bagi para pebisnis dalam menyusun strategi marketing.
Penerapan perilaku FOMO pada strategi marketing biasanya dikaitkan dengan kondisi tertentu. Apa dampak konsumen jika tidak membeli produk tersebut. Kenapa konsumen harus membeli produk tersebut sesegera mungkin. Karena menurut Strategy Online, FOMO sangat berkaitan dnegan millennials. Sebanyak 60% millennials memutuskan untuk membeli, menggunakan, atau menyewa sesuatu karena FOMO.
Fear of Missing out sangat erat kaitannya dengan psikologi. Oleh karena itu Anda juga perlu memahami psikologi dan implikasinya terhadap sosial budaya. Intinya dalam menerapkan strategi marketing ini, Anda juga perlu riset yang cukup mendalam. Menurut Dr. Chris Hodkinsos, professor bisnis University of Queensland, strategi marketing FOMO bukan hanya sekadar melihat tren, namun bagaimana Anda bisa memberikan pengalaman dan advokasi pada konsumen.
Itulah sekilas tentang FOMO. Berikut ini beberapa ide strategi marketing FOMO yang bisa Anda terapkan.
6 Strategi Marketing FOMO
Tunjukkan Orang-Orang yang Beli Produk Anda
Hal ini merupakan strategi dasar pada strategi marketing. Mirip dengan endorsement, Anda bisa menunjukkan siapa saja yang telah membeli produk Anda. Baik di media sosial dengna memposting testimony influencer yang membeli produk Anda atau di website Anda. Di website, Anda bisa menggunakan plugin social proof atau memasukkan logo-logo perusahaan terkenal yang berhasil membeli produk Anda jika bisnis Anda business-to-business model.
Tunjukkan Jumlah Stok Barang
Strategi marketing FOMO sangat berkaitan dengan rasa ingin memiliki dengan cepat. Oleh karena itu, Anda bisa menunjukkan jumlah stok barang pada etalase produk Anda. Misalnya, “Produk A tersisa hanya 1 produk lagi!”, atau “Tersisa warna merah!”
Hal-hal kecil seperti ini akan mempengaruhi psikologi konsumen yang akan memancing mereka untuk membeli produk Anda dengan cepat.
Kasih Batas Waktu saat Strategi Marketing FOMO
Pernah membeli produk melalui program flash sale? Ya, kurang lebih sama konsepnya.
Anda dapat menjual produk tertentu berdasarkan yang paling laku atau paling langka dengan membatasi waktu pembelian. Anda bisa mencantumkan jangka waktu pembelian dan sisa waktu pembelian. Metode ini cukup efektif apalagi jika Anda ingin menghabiskan stok barang tertentu.
Bangun Rasa Kompetitif Antar Konsumen selama Strategi Marketing FOMO
FOMO itu berbicara tentang persaingan. Buatlah konsumen Anda saling bersaing untuk mendapatkan produk yang Anda jual.
Misalnya, mencantumkan berapa orang yang sudah menekan tombol likes pada produk A, berapa orang yang melihat produk A, atau berapa orang yang telah membeli produk A. Selain dapat membangun kompetisi antar konsumen, metode ini juga bisa membangun kepercayaan bisnis Anda kepada konsumen.
Buat Produk Ekslusif untuk Strategi Marketing FOMO
Pernahkan Anda ingin membeli sesuatu karena produk tersebut eksklusif dijual pada waktu tertentu. Bisa dikatakan itu adalah strategi marketing FOMO.
Anda bisa menjual barang khusus yang sebelumnya belum pernah Anda jual bahkan pesaing Anda jual namun memiliki tingkat consumer interest yang tinggi atau tren. Misalnya menjual produk keluaran merek A yang sedang tren saat ini namun dijual dalam waktu terbatas.
Cara lainnya adalah Anda bisa berkolaborasi dengan influencer atau produk tertentu. Misalnya, produk tas yang didesain hasil kolaborasi dari desainer A.
Berikan Layanan Spesial bagi Pembeli Pertama
Klasik, tapi cukup efektif. Cara ini sangat efektif untuk memanfaatkan perilaku FOMO ini. Misalnya saja, memberikan gratis ongkos kirim, voucher, atau bahkan item tambahan. Pembeli pertama yang dimaksud di sini adalah bukan benar-benar pembeli pertama. Namun Anda bisa membatasi dengan kuota. Misalnya 10 pembeli pertama hingga 100 pembeli pertama. Cara ini selain untuk meningkatkan kompetisi antar konsumen, Anda juga bisa menghasilkan banyak interaction bahkan conversion pada produk tertentu.
Secara garis besar, strategi marketing FOMO sangat membutuhkan riset yang mendalam dan juga manajemen sumber daya manusia yang mampu memprediksi dan membaca tren dan perilaku konsumen. Ide tidak tetap menjadi ide jika tidak dijalankan. Strategi marketing apapun jika hanya sebatas ide seperti pesawat tanpa roda. Perencanaan yang baik mulai dari rencana bisnis dan keuangan harus diperhatikan dan disusun dengan baik. Nah, untuk urusan rencana keuangan, Anda bisa andalkan IPOS.
IPOS sebagai software toko yang terintegrasi akuntansi dapat membantu Anda mengatur keuangan bisnis mulai dari membuat laporan keuangan, manajemen inventori, pembuatan invoice hingga rekonsiliasi bank.
Coba gratis IPOS di sini.
Kata kunci : Aplikasi Toko Ritel dan Grosir, Software Toko dan Grosir, Software Toko Lengkap, Software Toko Murah, Software Kasir, Aplikasi Kasir, Software Toko IPOS, IPOS 5, IPOS 4
Saya mau bertanya ke WhatsApp sales IPOS
atau