Usaha Agrobisnis : Ruang Lingkup, Fase, dan Prospeknya – Di jaman yang semakin modern seperti sekarang ini, menjalankan bisnis atau usaha adalah pilihan banyak masyarakat untuk memperoleh penghasilan tambahan. Salah satunya adalah dengan menjalankan usaha agrobisnis.
Agrobisnis sendiri adalah usaha di bidang pertanian dan bidang lain yang sejenis. Banyak alasan yang membuat seseorang akhirnya mengelola usaha yang berkaitan dengan pertanian ini. Selain tidak membutuhkan modal usaha yang terlalu besar, Anda sebagai pengelola bisnis juga bisa mendapatkan keuntungan yang tidak sedikit.
Berikut ini akan kami jelaskan serba-serbi mengenai usaha agrobisnis, mulai dari ruang lingkup, fase, serta prospeknya di Indonesia.
Table of Contents
Ruang Lingkup Usaha Agrobisnis di Indonesia
Indonesia adalah negara agraris di mana mayoritas penduduknya adalah kaum tani. Negara agraris menjadikan Indonesia memiliki wilayah yang luas serta kaya akan lahan yang subur untuk bertani. Atas dasar ini, Indonesia mulai mengenal agrobisnis. Perjalanan perkembangan agrobisnis di Indonesia sejalan dengan sejarah pembangunan pertanian secara umum yang mengalami periode jatuh bangun. Hal ini sangat berpengaruh dalam perkembangan ekonomi di Indonesia baik secara mikro maupun secara makro.
Memandang penafsiran serta uraian dari para pakar di atas, agrobisnis memiliki ruang lingkup yang luas. Sebagian di anatranya merupakan :
- Usaha dalam memproduksi benih dan bahan kimia untuk pertanian.
- Makanan ternak.
- Perlengkapan dan mesin pertanian.
- Metode memproses bahan pertanian.
- Penciptaan biofuel dan wisata pertanian.
Jadi, dapat disimpulkan jika bidang keilmuan ini tidak serta-merta tentang bertani serta membudidayakan tumbuhan. Melainkan, perternakan, kehutanan, serta perikanan pula tercantum dalam cakupannya. Selaku contoh, biofuel yang jadi hasil tumbuhan pertanian saat ini telah banyak menarik atensi warga secara universal dan akademisi.
Alasannya, pergantian hawa jadi isu yang terus menjadi gencar diterbitkan dan terdapatnya kenaikan harga dari bahan bakar fosil. Oleh sebab itu, riset dan penciptaan pada biofuel dikala ini terus dibesarkan serta jadi salah satu dari peluang agrobisnis di Indonesia.
Fase Perkembangan Usaha Agrobisnis di Indonesia
Perkembangan agrobisnis di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa fasae secara umum. Berikut ini penjelasan mengenai fase yang terjadi di Indonesia :
Fase Konsolidasi (1967 – 1978)
Pada fase ini sektor pertanian tumbuh sebesar 3,39%, lebih banyak disebabkan kinerja sub-sektor tanaman pangan dan perkebunan yang tumbuh 3,58% dan 4,53%.
Tiga kebijakan yang penting pada fase ini adalah intensifikasi atau penggunaan teknologi, ekstensifikasi atau perluasan area yang mengonversi hutan tidak produktif, diversifikasi atau penganekaragaman usaha agribisnis untuk menambah pendapatan rumah tangga petani.
Fase Tumbuh Tinggi (1978 – 1986)
Pada periode ini perkembangan agrobisnis sektor pertanian tumbuh lebih dari 5,7%. Peningkatan produksi pangan, perkebunan, perikanan, peternakan hampir mencapai angka produksi 6,8% dan puncaknya mencapai swasembada pangan.
Fase Dekonstruksi (1986 – 1997)
Pada fase ini sektor pertanian mengalami kontraksi pertumbuhan di bawah 3,4% per tahun, berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena mengalami pengacuhan oleh perumusan kebijakan akibat anggapan keberhasilan swasembada pangan telah menimbulkan persepsi pengembangan agrobisnis yang akan bergulir sendirinya.
Fase Krisis (1997 – 2001)
Meskipun sektor pertanian menjadi penyelamat ekonomi Indonesia akrena lonjakan nilai tukar dolar yang dinikmati komoditas ekspor sektor pertanian terutama perkebunan dan perikanan, namun daya tahan sektor pertanian tidak cukup kuat karena harus menanggung dampak krisi untuk menyerap limpahan tenaga kerja sektor informal dan perkotaan.
Fase Desentralisasi (2001 – sekarang)
Transisi politik dan periode desentralisasi ekonomi menimbulkan banyaknya perda dan terlalu banyaknya penyimpangan administratif atau korupsi yang terjadi di daerah dan banyaknya biaya tambahan dalam melakukan birokrasi pemerintahan (survey LPEM – FEUI).
Prospek Usaha Agrobisnis di Indonesia
Perkembangan usaha agrobisnis di Indonesia tentu memiliki alasan yang kuat hingga bisa tetap bertahan sampai saat ini. Beberapa peluang atau prospek agrobisnis yang sangat cerah di antaranya :
- Tanah di Indonesia relatif subur dan cocok dengan tanaman pangan.
- Indonesia memiliki iklim yang cukup bersahabat. Hujan dan panas cukup teratur dan sangat minim terjadi bencana.
- Indonesia berada pada garis khatulistiwa yang beriklim tropis. Hal ini menyebabkan cukupnya sinar matahari bagi pertanian di Indonesia.
- Pemerintah masih menempatkan sektor pertanian sebagai sektor andalan.
- Indonesia memiliki aliran sungai, bendungan, dan saluran irigasi yang cukup.
Itulah informasi mengenai usaha agrobisnis mulai dari ruang lingkup, fase, dan juga prospeknya di Indonesia. Dalam menjalankannya, baik usaha agrobisnis maupun jenis usaha lainnya juga perlu mengatur keuangan.
Anda dapat memanfaatkan software akuntansi untuk mengelola keuangan Anda secara praktis.
Dengan menggunakan IPOS, Anda dapat membuat laporan keuangan secara cepat, nyaman, dan tepat karena IPOS akan menyajikan data secara realtime dan terperinci. Selain itu banyak fitur-fitur luar biasa yang dimiliki IPOS lainnya untuk membantu segala bentuk kegiatan operasional bisnis Anda sehari-hari.
Tunggu apalagi? Coba gratis IPOS di sini segera!
Kata kunci : Aplikasi Toko Ritel dan Grosir, Software Toko dan Grosir, Software Toko Lengkap, Software Toko Murah, Software Kasir, Aplikasi Kasir, Software Toko IPOS, IPOS 5, IPOS 4
Saya mau bertanya ke WhatsApp sales IPOS
atau